Sabtu, 22 Oktober 2022

Koneksi Antar Materi – Modul 3.1

Koneksi Antar Materi – Modul 3.1

(Rangkuman Proses Perjalanan Pembelajaran hingga Modul 3.1) 

Oleh: Tirto Wiyono, S.Pd.

CGP Angkatan 5 Kabupaten Sumenep

 

Salam dan bahagia!

Pada tulisan kali ini saya akan memaparkan rangkuman proses perjalanan pembelajaran CGP 5 dalam mempelajari materi modul dari modul 1.1 hingga modul 3.1 beserta koneksi antar materi tersebut.

Patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Apabila triloka tersebut kita kaitlan dengan pengambilan keputusan, seorang pemimpin maka pemimpin  harus mampu mengambil keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada muridnya. Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya atau bawahannya. Seorang pemimpin harus mampu membangun semangat serta mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya (murid) untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya.

Sebagai pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinan tentu kita akan selalu dihadapkan pada masalah. Dan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang kita hadapi baik yang terkait dengan bujukan moral maupun dilema etikta, kita harus bisa mengambilkeputusan dengan tepat. Pengambilan keputusan yang tepat tentu harus berbasis pada nilai-nilai kebajikan. Maka maka nilai-nilai kebajikan itu harus sudah tertanam dalam diri seorang pemimpin bedasar 3 prinsip. 3 prinsip penyelesaian dilema antara lain:  Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Maka pada pengambilan keputusan dilema etika seorang pemimpin bisa menentukan pilihan dari 3 prinsip tersebut.

Pada pembelajaran di LMS CGP banyak belajar belajar contoh-contoh penerapan coaching dalam pengambilan keputusan. Pada sesi Ruang Kolaborasi CGP dibimbing oleh Fasilitator malakukan praktik pengambilan keputusan yang diambil dari kasus-kasus nyata di sekolah masing-masing CGP. Yang CGP dapatkan baik melalui LMS maupun diskusi bersama CGP lain dan Faliltator di Ruang Kolaborasi adalah pentingnya menerapkap 4 Paradigma, 3 Prinsip dan 9 langkah pengujian.

Dalam pengambilan suatu keputusan, seorang pemimpin pembelajaran atau pendidik harus memiliki kompetensi sosial emosional yang baik. Kemampuan seorang pendidik dalam mengelola dan menyadari sosial emosionalnya tentu sangat berpengarauh terhadap proseses pengambilan keputusan dan hasil dari keputusan tersebu, apakah sudah tepat atau belum.

Kita sebagai pendidik tentu akan sering dihadapakan pada situasi dilema etika atau bujukan moral. Pembahasan studi kasus pada modul ini memberikan banyak contoh kasus yang biasa terjadi dan mungkin pernah dialami oleh sebagian dari kita sebagai pendidik. Hal ini akan memberikan rambu-rambu dan pedoman agar pendidik dapat bertindak secara bijaksana melalui 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengujian sehingga dalam keputusan yabg kita ambil benar-benar kita yakini kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengambilan keputusan yang tepat harus memberikan  dampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Tapi juga sebaliknya, apa bila pengambilan keputusan tidak tepat maka akan berdampak buruk pada lingkungan lingkungan dan seluruh warga sekolah.

Wawancara dengan Ibu Dwi Yanti Yusa F, S.Pd. terkait praktik pegambilan keputusan oleh Kepala Sekolah.

Dalam pengambilan keputusan memanglah tidak mudah. Banyak tantangan yang akan kita hadapi, misalnya perbedaan sudut pandang terhadap suatu masalah, perbedaan latar belakang pendidikan antar warga sekolah, perbedaan watak dan karakter, kebiasaan-kebiasaan yang keliru namun sudah membudaya. Hal tersebut merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan yang perlu kita selesaikan.

Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya dalam pengambilan keputusan akan sangat berdampak pada pengajaran yang diberikan kepada murid. Pembelajaran yang kita laksanakan harus perpihak pada murid dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid. Maka pembelajaran berdiferensisasi merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sehingga murid dapat mengembangkan potensi diri berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki. Maka sebelum melakukan  pembelajaran kita perlu melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar murid kita terlebih dahulu.

Pembelajaran berdiferesiasi dan pembelajaran sosial-emosional akan mengarahkan murid kita belajar sesuai potensi yang dimiliki. Belajar menyenangkan dan bermakna membuat murid menjadi bahagia. Apa yang ia dapatkan dalam belajar akan dibawa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kebermaknaan belajar tersebut akan terus berlangsung dan akan berpengaruh terhadap kehidupan dan masa depannya.

Kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan seorang pemimpin sangat erat dengan ajaran tiga semboyan Ki Hadjar Dewantara. Segala keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid. Untuk mengambil kepustusan yang tepat kita harus mengacu pada nilai-nilai kebajikan. Maka perlu dalam pengambilan keputusan perlu berpatokan pada rambu-rambu, yaitu: 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengujian.

Pemahaman saya tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sudah sangat baik, namun diperlukan lebih nayak lagi dalam mempelajari contoh-contoh kasus khususnya situasi dilema etika agar dalam pengambilan keputusan yang saya lalukukan sudah tepat. Hal yang saya anggap diluar dugaan adalah ternyata antara bujukan moral dan dilema etika adalah dua situasi yang berbeda.

Sebelum mempelajari modul ini saya sudah pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin. Perrbedaannya adalah sebelumnya saya tidak  menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Dampak positif setelaj mempelajari modul ini saya lebih paham bagaimana seharusnya seorang pemimpin dalam mengambil keputusan yang tepat. Jika sebelumnya dalam pengambilan kepusan saya hanya mempertimbangkan konsekuensi atau resiko saja, tapi setelah belajar modul ini saya lebih memiliki rambu-rambu dalam pengambilan keputusan.

Menutup tulisan ini, menurut saya sebagai individu terlebih lagi sebagai pemimpin pembelajaran maka sangat penting mempelajari modul ini. Melalui 3.1  ini  saya banyak belajar belajar bagaimana seharusnya kita keputusan dalam situasi bujukan moral maupun dilema etika. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar