Koneksi Antar Materi – Modul 3.1
(Rangkuman Proses
Perjalanan Pembelajaran hingga Modul 3.1)
Oleh: Tirto Wiyono, S.Pd.
CGP Angkatan 5 Kabupaten Sumenep
Salam dan
bahagia!
Pada tulisan
kali ini saya akan memaparkan rangkuman proses perjalanan pembelajaran CGP 5 dalam
mempelajari materi modul dari modul 1.1 hingga modul 3.1 beserta koneksi antar
materi tersebut.
Patrap
triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di
depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan
"di belakang memberikan dukungan". Apabila triloka tersebut kita
kaitlan dengan pengambilan keputusan, seorang pemimpin maka
pemimpin harus mampu mengambil keputusan
yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada muridnya. Seorang
pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya atau
bawahannya. Seorang pemimpin harus mampu membangun semangat serta mampu memberikan
motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya (murid) untuk dapat mengembangkan
minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya.
Sebagai pemimpin dalam menjalankan tugas
kepemimpinan tentu kita akan selalu dihadapkan pada masalah. Dan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang kita hadapi baik yang terkait dengan bujukan
moral maupun dilema etikta, kita harus bisa mengambilkeputusan dengan tepat.
Pengambilan keputusan yang tepat tentu harus berbasis pada nilai-nilai
kebajikan. Maka maka nilai-nilai kebajikan itu harus sudah tertanam dalam diri
seorang pemimpin bedasar 3 prinsip. 3 prinsip penyelesaian dilema antara lain: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis
Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Maka pada pengambilan keputusan
dilema etika seorang pemimpin bisa menentukan pilihan dari 3 prinsip tersebut.
Pada
pembelajaran di LMS CGP banyak belajar belajar contoh-contoh penerapan coaching
dalam pengambilan keputusan. Pada sesi Ruang Kolaborasi CGP dibimbing oleh
Fasilitator malakukan praktik pengambilan keputusan yang diambil dari
kasus-kasus nyata di sekolah masing-masing CGP. Yang CGP dapatkan baik melalui
LMS maupun diskusi bersama CGP lain dan Faliltator di Ruang Kolaborasi adalah
pentingnya menerapkap 4 Paradigma, 3 Prinsip dan 9 langkah pengujian.
Dalam pengambilan suatu keputusan,
seorang pemimpin pembelajaran atau pendidik harus memiliki kompetensi sosial
emosional yang baik. Kemampuan seorang pendidik dalam mengelola dan menyadari
sosial emosionalnya tentu sangat berpengarauh terhadap proseses pengambilan
keputusan dan hasil dari keputusan tersebu, apakah sudah tepat atau belum.
Kita sebagai pendidik tentu akan sering
dihadapakan pada situasi dilema etika atau bujukan moral. Pembahasan studi
kasus pada modul ini memberikan banyak contoh kasus yang biasa terjadi dan
mungkin pernah dialami oleh sebagian dari kita sebagai pendidik. Hal ini
akan memberikan rambu-rambu dan pedoman agar pendidik dapat bertindak secara
bijaksana melalui 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengujian sehingga dalam
keputusan yabg kita ambil benar-benar kita yakini kebenarannya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengambilan keputusan yang tepat harus memberikan dampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Tapi juga sebaliknya, apa bila pengambilan keputusan tidak tepat maka akan berdampak buruk pada lingkungan lingkungan dan seluruh warga sekolah.
Dalam pengambilan keputusan memanglah tidak mudah. Banyak tantangan yang
akan kita hadapi, misalnya perbedaan sudut pandang terhadap suatu masalah,
perbedaan latar belakang pendidikan antar warga sekolah, perbedaan watak dan karakter,
kebiasaan-kebiasaan yang keliru namun sudah membudaya. Hal tersebut merupakan
tantangan dalam pengambilan keputusan yang perlu kita selesaikan.
Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya dalam pengambilan keputusan akan
sangat berdampak pada pengajaran yang diberikan kepada murid. Pembelajaran yang
kita laksanakan harus perpihak pada murid dengan mempertimbangkan kebutuhan
belajar murid. Maka pembelajaran berdiferensisasi merupakan upaya untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid sehingga murid dapat mengembangkan potensi
diri berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki. Maka sebelum melakukan pembelajaran kita perlu melakukan pemetaan
terhadap kebutuhan belajar murid kita terlebih dahulu.
Pembelajaran berdiferesiasi dan pembelajaran sosial-emosional akan mengarahkan
murid kita belajar sesuai potensi yang dimiliki. Belajar menyenangkan dan
bermakna membuat murid menjadi bahagia. Apa yang ia dapatkan dalam belajar akan
dibawa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kebermaknaan belajar tersebut akan
terus berlangsung dan akan berpengaruh terhadap kehidupan dan masa depannya.
Kesimpulan akhir yang dapat Anda
tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya adalah pengambilan keputusan seorang pemimpin sangat erat dengan
ajaran tiga semboyan Ki Hadjar Dewantara. Segala keputusan yang kita ambil
harus berpihak pada murid. Untuk mengambil kepustusan yang tepat kita harus
mengacu pada nilai-nilai kebajikan. Maka perlu dalam pengambilan keputusan
perlu berpatokan pada rambu-rambu, yaitu: 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengujian.
Pemahaman
saya tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sudah
sangat baik, namun diperlukan lebih nayak lagi dalam mempelajari contoh-contoh
kasus khususnya situasi dilema etika agar dalam pengambilan keputusan yang saya
lalukukan sudah tepat. Hal yang saya anggap diluar dugaan adalah ternyata
antara bujukan moral dan dilema etika adalah dua situasi yang berbeda.
Sebelum mempelajari modul ini saya sudah pernah menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin. Perrbedaannya adalah sebelumnya saya
tidak menerapkan 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan.
Dampak positif setelaj mempelajari modul ini saya lebih paham bagaimana
seharusnya seorang pemimpin dalam mengambil keputusan yang tepat. Jika
sebelumnya dalam pengambilan kepusan saya hanya mempertimbangkan konsekuensi
atau resiko saja, tapi setelah belajar modul ini saya lebih memiliki
rambu-rambu dalam pengambilan keputusan.
Menutup tulisan ini, menurut
saya sebagai individu terlebih lagi sebagai pemimpin pembelajaran maka sangat
penting mempelajari modul ini. Melalui 3.1 ini saya
banyak belajar belajar bagaimana seharusnya kita keputusan dalam situasi bujukan
moral maupun dilema etika. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam.